Minggu, 24 Juli 2011

Roller Coaster Harga Emas Dari Akhir Pekan Yang Meresahkan Di Gedung Putih...

Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 25 July 2011 07:46

Obama pasti tidak bisa menikmati akhir pekannya kemarin, betapa tidak – Jum’at malam sebelumnya negosiasi untuk meninggikan plafon hutang dengan Congress gagal total ketika juru bicara House of Representative negeri itu menghentikan negosiasinya. Dalam suratnya kepada para colega-nya di Congress – jubir yang berasal dari Republic ini bahkan menyebutkan bahwa “ ...pembicaraan dengan Democratic President ini adalah sia-sia...” – untuk menggambarkan masih begitu jauhnya perbedaan penawaran antara keduanya. Kalau hanya Obama dan rakyatnya yang gelisah – sebenarnya ini bukan urusan kita, tetapi masalahnya dalam dunia yang terlalu US$ centris seperti sekarang ini – ketika Amerika runtuh ekonominya – semua negara lain terkena getahnya, termasuk kita !.

Dampak yang sangat serius dari krisis plafon hutang di Amerika terhadap ekonomi dunia ini diungkapkan dengan akurat oleh seorang menteri di Inggris sebagai : “ ...ancaman terbesar bagi system financial dunia saat ini justru datang dari beberapa orang sinting di sayap kanan Congress Amerika...”.

Melihat perkembangan yang luar bisa ini, meskipun saya sendiri tidak sepenuhnya yakin bahwa jalan negosiasi antara Obama dan Congress-nya sudah bener-bener buntu – tetapi dari sekarang sampai tanggal 2 Agustus 2011 akan menjadi hari-hari yang menegangkan bagi para pemain pasar di dunia. Seperti menonton permainan catur yang memeras otak antara Obama dan Congress, langkah demi langkah akan diamati dengan cermat – kemudian di implementasikan oleh para pemain pasar di lapangan.

Untuk pergerakan harga emas, sepekan kedepan akan seperti naik Roller Coaster - bisa naik dengan sangat pesat seperti yang terjadi pagi ini ketika pasar Sydney dan Hongkong mulai buka – bisa juga meluncur balik ke bawah – bila ada kemajuan yang berarti dari negosiasi antara ‘dua pemain catur’ tersebut diatas.

Mengapa demikian ?, bila kesepakatan kenaikan plafon hutang Amerika tidak tercapai – maka yang terjadi seperti orang yang sakit parah di ICU dan dicabut bantuan pernafasannya. Amerika langsung default dan hutang dan uang mereka langsung hancur nilainya – orang berburu emas untuk mengantisipasi hal ini.

Bila akhirnya nanti dalam sepekan kedepan kesepakatan itu tercapai – maka seperti bantuan pernafasan tersebut dipasangkan kembali – denyut jantung Amerika akan mulai nampak kembali di layar – akan ada tanda tanda-tanda kehidupan kembali bagi hutang-hutang Amerika. Ini sementara cukup bagi pasar untuk seolah-olah life as usual telah kembali.

Namun bagi yang mau berfikir panjang dan melihat realita yang ada, sebenarnya orang dengan mudah bisa tahu bahwa seandainya toh kesepakatan itu tercapai – sejatinya system keuangan Amerika – yang juga sangat erat dengan system keuangan dunia – tetap lagi sakit parah. Bantuan pernafasan tidak membuatnya sembuh, hanya memperpanjang ‘status-quo’-nya – setahun atau maksimal dua tahun lagi akan kembali memasuki masa krisis seperti ini. Setelah itu negosiasi yang berat akan dimulai lagi dan kondisi seperti akhir pekan lalu itu akan terulang.

Tetapi apakah Amerika dan dunia akan terus seperti ini - tersandera oleh hutang dan dua pihak yang tidak mau saling mengalah ?. Tidak juga kalau para pemimpin dunia mau belajar dari sejarah-nya !. Di Amerika sendiri peristiwa yang nyaris sama terjadi lebih dari dua abad lalu. Adalah Daniel Shays yang tercatat dalam sejarah mampu men-trigger penyelesaian dari kebuntuan yang luar biasa antara para pemimpin negeri saat itu.

Daniel adalah prajurit yang ikut berperang pada perang revolusi, namun ketika pulang dia mendapati ladang pertaniannya disita oleh bank karena krisis finansial serius yang melanda negeri itu. Ironinya adalah krisis finansial ini sendiri penyebabnya adalah negeri itu babak belur dengan hutang untuk membiayai perang – dan para pemimpin negeri itu tidak ada yang mau legowo untuk memberi solusi bagi negerinya.

Walhasil krisis yang berkepanjangan mengorbankan para pejuang seperti yang dialami oleh Daniel Shays. Kecewa dengan ini dia membentuk pasukannya sendiri yang diberi namaShaysites dan memberontak terhadap negerinya. Pemberontakan ini akhirnya bisa ditumbangkan setelah mengorbankan sejumlah nyawa, Daniel sendiri akhirnya masuk penjara. Tetapi dari pemberontakan inilah para pemimpin menjadi takut dan akhirnya duduk bareng menyelesaikan masalah dengan mulai menyusun Constitution yang digunakan di Amerika hingga saat ini.

Masalahnya adalah siapakah yang akan menjadi Daniel Shays-nya Amerika saat ini yang akan bisa memaksa Presiden Obama dan Congress-nya untuk menyelesaian perbedaan antara keduanya ?. Kita tidak mau tergantung atau terlalu terpengaruhi oleh apa yang terjadi di sana. Kita juga tidak mau menunggu terjadinya pemberontakan di negeri itu – biarlah rakyat negeri itu sendiri yang mengatasi masalahnya.

Tetapi lantas apa yang bisa kita lakukan agar permainan Roller Coaster US Dollar tidak ikut menguncang kondisi keuangan dan daya beli kita ?, ya jauhilah US Dollar itu – juga produk-produk yang berdenominasi dalam Dollar !. Amankan dengan aset fisik berupa emas/Dinar, kebun, ternak, sawah, barang dagangan dlsb. sehingga ketika Roller Coaster itu menjadi tidak terkendali – Anda tidak dibuat mabuk karena telah ikut mengendarainya. Wa Allahu A’lam.

Selasa, 19 Juli 2011

Harga Emas dan ‘Atap Bocor’ Negeri Adikuasa...

Oleh Muhaimin Iqbal
Selasa, 19 July 2011 08:14

Hari-hari ini harga emas dunia melonjak ke atas angka psikologis baru yaitu diatas US$ 1,600/troy ounce, penyebabnya selain krisis Eropa yang sudah menimbulkan kekhawatiran dunia sejak beberapa pekan lalu – juga yang paling mengkhawatirkan ternyata justru apa yang terjadi di Amerika Serikat, negeri itu kini benar-benar tidak bisa hidup bila tidak diberi kucuran hutang (baru). Plafon (ceiling) hutang mereka yang di angka US$ 14.29 trilyun ternyata sudah habis terpakai sejak Mei lalu. Bayangkan bila kita tidak punya uang dan tidak boleh meminjam lagi, apa yang akan terjadi ?. Situasi inilah yang kini sangat mencemaskan dunia ...

Lantas mengapa presiden negeri itu – Obama yang sering memukau dunia tidak menambah saja plafon hutang-nya ?. Konstitusi negeri itu yang melarangnya !. Hanya US Congress yang boleh menyetujui hutang negeri itu. Awalnya ini berarti setiap hutang harus mendapatkan persetujuan Congress satu demi satu, tetapi sejak 1917 dipermudah dengan ditentukannya saja batas atas yang boleh dipinjam oleh Amerika.

Sebagai gambaran, ketika Amerika terlibat dalam Perang Dunia II, plafon pinjaman ini berada pada angka US$ 45 Milyar. Plafon yang habis Mei lalu US$ 14.25 trilyun adalah 316 kali lebih besar dari plafon ketika negeri itu terlibat dalam PD II tersebut !. Membengkaknya plafon ini karena dari waktu ke waktu plafon tersebut terus dinaikkan. Selama setengah abad terakhir plafon pinjaman ini mengalami frekwensi kenaikan 70-an kali sementara itu penurunannya hanya 2 kali. Artinya apa ini ?, hutang negeri itu terus membengkak dan nyaris tidak pernah berkurang !.

Mengapa kemudian congress negeri itu tidak menyetujui saja kenaikan plafon ini seperti yang sudah-sudah ?. Para pengamat berpendapat bahwa akhirnya yang ini-pun hampir pasti disetujui juga, ini hanya menyangkut kepentingan politik adu kekuatan di negeri itu. Tetapi untuk Congress bilang tidak, negeri itu tidak akan siap menanggung akibatnya.

Bila plafon pinjaman tidak ditambah, maka pemerintah dengan terpaksa akan mulai tidak membayar gaji para pensiunan, tentara, jaminan sosial dlsb. Dan yang akan lebih mengerikan adalah reaksi pasar, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s bahkan sudah mengancam akan menurunkan peringkat hutang Amerika dari AAA (paling tinggi) ke D (paling bawah) – bila Congress Amerika tidak menyetujui kenaikan plafon pinjaman ini. Inilah risiko luar biasa besar yang dihadapi negeri itu, ancaman bangkrut ada di depan mata.

Meskipun persetujuan plafon hutang baru – hampir pasti akan diberikan oleh Congress, tetapi semua orang yang paham ekonomi sedikit saja pasti akan tahu bahwa prinsip gali lubang tutup lubang tidak akan menyelesaikan masalah yang sesungguhnya – sebanyak atau sebesar apapun lubang baru yang mereka akan buat.

Cepat atau lambat , sebulan - dua bulan, setahun - dua tahun, atau sepuluh - dua puluh tahun pasti mereka akan berhenti ( atau terpaksa diberhentikan) dari membuat lubang baru. Saat itulah akhir ekonomi adikuasa – yang hingga kini masih dijadikan guru bagi negeri-negeri pengikutnya.

Tetapi apa hubungannya antara plafon hutang Amerika ini dengan harga emas dunia ?. Kekhawtiran pasar tentang peluang tidak disetujuinya plafon baru telah membuat para investor memproteksi investasinya dengan membeli emas – inilah yang mendorong harga emas beberapa hari terakhir melonjak mencapai angka tertinggi baru.

Akhir pekan ini (22/7) akan menjadi batas akhir Congress untuk memberikan persetujuannya atas plafon pinjaman Amerika yang baru, karena persetujuan plafon baru hampir pasti diberikan – maka kenaikan harga emas dunia akan otomatis teredam atau bahkan akan mengalami koreksi penurunan.

Berarti sekarang ini waktu yang baik untuk menjual emas Anda ?. Tidak juga !, mengapa demikian ?.

Yang di ‘obati’ oleh plafon pinjaman baru hanyalah symptoms atau gejala-gejala penyakit kebangkrutan ekonomi Amerika (dan juga negara-negara yang menjadikannya sebagai rujukan), penyakitnya sendiri sama sekali tidak di ‘obati’ bahkan akan bertambah parah karena di ignore - dengan semakin besarnya hutang. Seperti atap rumah yang bocor, mereka hanya mencari ember untuk menampung airnya - agar tidak mengalir ke mana-mana - tetapi tidak membetulkan atapnya !.

Kalau toh harga emas (akan) turun akhir pekan ini atau awal pekan depan, ini karena dampak dari pengobatan gejala tersebut. Penyakit yang sesungguhnya yaitu membengkaknya hutang baru– meskipun diberi nama-nama baru yang indah – hakikatnya hutang tetap hutang, penambahan hutang baru hanya akan menambah lemah ekonomi negeri itu dan akan menambah lemah US Dollar dalam jangka panjang.

Jadi saran saya jangan jual emas atau Dinar Anda kecuali bila Anda membutuhkannya untuk membeli aset riil atau membayar kebutuhan yang nyata, diluar kebutuhan ini aset riil emas atau Dinar tidak untuk ditukar dengan uang Dollar dari negeri yang sudah amat jelas proses kebangkrutannya tersebut diatas ( dan juga uang negeri lain yang karakternya sama !).