Oleh Muhaimin Iqbal |
Kamis, 24 November 2011 08:51 |
Saya
sering sekali mendapatkan pertanyaan yang terkait pilihan investasi
antara saham atau emas, baik dari kalangan investor individu maupun
korporasi. Saya sudah pernah menulisnya dari thesis S 2 Ibu Sri Pangestuti lebih dari setahun lalu
– juga dalam beberapa tulisan sebelumnya, namun karena masih banyak
pertanyaan dan juga sambil meng-update data – analisa sejenis saya
munculkan lagi dalam tulisan ini dengan data yang lebih baru.
Data-data
yang saya gunakan dalam tulisan ini berasal dari dua sumber yaitu dari
Kitco untuk data emas, dan dari saluran Yahoo Finance untuk data bursa
saham dunia yang terwakili oleh Dow Jones Industrial Average (DJIA) maupun saham-saham di Indonesia Stock Exchange
yang terwakili melalui IHSG-nya. Masing-masing saya ambil data untuk
lima tahun untuk dapat menggambarkan situasi yang berkembang dalam
perekonomian Indonesia maupun global akhir-akhir ini.
Saya
tidak akan gunakan analisa teknis, tetapi cukup dengan menggunakan tiga
ilustrasi dibawah untuk memberi gambaran mana yang lebih menarik bila
harus memilih investasi antara saham atau emas.
Grafik
pertama dibawah memberikan ilustrasi kinerja saham-saham di dunia yang
terwakili oleh DJIA. Dengan mudah kita bisa melihat bahwa kinerja DJIA
cenderung menurun dari kisaran angka 12,500 ke kisaran 11,500 dalam lima
tahun terakhir, sebaliknya pada periode yang sama harga emas melonjak
dari kisaran angka US$ 600-an/ozt ke kisaran angka mendekati US$
1,800/ozt.
Artinya
untuk jumlah emas yang sama yang Anda miliki lima tahun lalu, rata-rata
akan mendapatkan tiga kali jumlah saham yang lebih banyak bila Anda
belanjakan untuk membeli saham-saham perusahaan kelas dunia di bursa
internasional. Grafik kedua dibawah menggambarkan hal ini dalam bentuk
trend Dow Gold Ratio.
Lantas
bagaimana kinerja saham yang ada di Indonesia ?. Rata-rata lima tahun
terakhir memang lebih baik dari saham di bursa global, namun tetap belum
bisa melebihi kinerja emas dalam periode yang sama. Lebih jauh lagi
dalam grafik dibawah, kita bisa tahu bahwa kinerja saham ternyata lebih
berfluktuasi atau lebih beresiko ketimbang emas. Artinya trend lima
tahun terakhir masih sejalan dengan trend yang lebih panjang yang dikaji
oleh Ibu Sri Pangestuti dalam thesisnya tersebut diatas, bahwa emas
memberikan hasil lebih baik dan dengan resiko yang lebih kecil.
Tetapi
bagaimana dengan sektor riil bila orang terus rame-rame pindah ke emas
?, inilah yang sering saya sampaikan bahwa emas hanyalah untuk
mempertahankan nilai agar hasil jerih payah kita tidak tergerus oleh
inflasi. Investasi idealnya adalah bila kita bisa memutar sendiri dana
kita di sector riil dengan baik, insyaallah hasilnya akan lebih baik
dari emas dan otomatis akan lebih baik dari saham karena ternyata saham
tidak lebih baik dari emas seperti yang ditunjukkan oleh grafik-grafik
tersebut diatas.
Inilah jawaban saya untuk Anda yang masih menanyakannya. Wa Allahu A’lam.
|
Jumat, 02 Desember 2011
Pilihan Investasi : Antara Saham vs Emas…
Langganan:
Postingan (Atom)