Kamis, 21 Agustus 2014

Terstruktur, Sistematis dan Masif

Oleh : Muhaimin Iqbal
Ada tiga kata yang sangat populer sebulan terakhir terutama setelah pengumuman hasil PEMILU Presiden oleh KPU 22/07/2014, bahkan tiga kata itu yang coba dibuktikan ke-(tidak)-beradaannya di ruang-ruang sidang DKPP maupun  MK. Tiga kata itu adalah Terstruktur, Sistematis dan Masif. Tiga kata yang semula netral atau bahkan cenderung positif, menjadi bermakna negatif ketika digunakan untuk tujuan yang salah. Maka saya membayangkan alangkah indahnya bila bangsa ini menggunakan tiga kata tersebut untuk program dan tujuan yang mulia.

Ambil contoh kasus kemiskinan dan ketiadaan lapangan kerja yang memadai di dalam negeri yang kemudian membuat jutaan wanita Indonesia harus bekerja di luar negeri.  Kebepergian mereka ke negeri yang jauh tanpa muhrim saja sebenarnya sudah masalah besar, tetapi mengapa setelah 69 tahun merdeka kita semua seolah membiarkannya ini terus terjadi ?

Kita semua seolah memakluminya – sehingga tidak berbuat apa-apa -  karena di dalam negeri tidak cukup pekerjaan yang memadai untuk mereka, bahkan seolah negeri ini memanfaatkan mereka untuk perolehan tambahan devisa.

Oknum-oknum tertentu memanfaatkan mereka untuk sumber-sumber penghasilannya sendiri – baik secara kasar melalui pemerasan di bandara, maupun secara sangat halus seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan asuransi yang mengeruk keuntungan dari premi asuransi yang dibayar dengan keringat, air mata dan bahkan juga kadang darah para wanita tersebut.

Karena problem TKW di luar negeri ini adalah problem struktural, sistematis dan masif yang melibatkan jutaan orang dan melibatkan hampir seluruh daerah di negeri ini – maka cara mengatasinya juga harus Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM).  Bagaimana konkritnya ?

Wanita-wanita tersebut sebenarnya tidak harus bekerja ! sebelum mereka diijinkan bekerja – apalagi ke negeri-negeri yang jauh, sebenarnya harus ditanya dahulu dimana bapak-bapak mereka ? (karena umumnya mereka adalah anak-anak kecil yang belum menikah), dimana saudara-saudara laki-laki mereka ? atau dimana suami-suami mereka ? (untuk yang sudah menikah).

Mencari nafkah adalah tugas para laki-laki, para bapak, para saudara laki-laki dan tentu para suami. Bila mereka tidak ada atau tidak berdaya, baru para wanita ini bisa keluar rumah melaksanakan pekerjaan tertentu.

Menariknya Al-Qur’an memberikan contoh langsung untuk ini, coba perhatikan ayat berikut : “Dan tatkala ia (Musa) sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami (Syuaib) adalah orang tua yang telah lanjut umurnya". (QS 28 :23)

Perhatikan penjelasan dan sikap dua wanita putri nabi Syuaib ‘Alaihi Salam tersebut, mereka terpaksa melakukan pekerjaan itu karena orang tua mereka yang sudah lanjut. Kemudian dalam bekerja-pun mereka memisahkan diri, tidak berdesak-desakan dengan para laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama.

Tentu pekerjaan para wanita sekarang tidak harus menggembala, tetapi setidaknya dua prinsip dasar tersebut tetap di jaga. Yaitu pertama bila bapak (atau saudara laki-laki/suami) mereka masih bisa melaksanakan tugasnya bekerja, mereka itulah yang utamanya wajib bekerja. Yang kedua adalah bila toh para wanita ini harus bekerja di luar rumah, mereka harus bisa ‘memisahkan diri’ dari para laki-laki yang beketja di bidang atau tempat yang sama.

Ayat tersebut di atas bisa juga memberi inspirasi kita pekerjaan yang masih tetap relevan untuk dilakukan para wanita – yang terpakasa bekerja di luar rumah – di jaman ini, yaitu menggembala ! Reaksi spontan kita pasti terasa aneh kalau  mendengar opsi pekerjaan wanita menggembala  di jaman ini.

Wanita Penggembala
Tetapi sekarang coba kita pikirkan dalam-dalam ide ini. Bayangkan ada pekerjaan mulia, pekerjaan ini dahulu dilakukan oleh putri-putri nabi Syuaib ‘Alaihi Salam yang salah satunya kemudian juga menjadi istri nabi Musa ‘Alaihi Salam. Masak pekerjaan putri dan istri nabi ini tidak layak dilakukan wanita-wanita di jaman ini ? Pasti layak ! dan hingga kini banyak dilakukan wanita-wanita di Asia tengah.

Ini kalau dikaitkan lebih lanjut dengan Surat An-Nahl ayat 10 – 11 dimana mengindikasikan bahwa penggembalaan terbaik adalah di kebun buah segala macam buah, maka akan lahirlah pekerjaan pasangan suami istri terbaik di negeri ini. Sang suami menanam dan mengurusi segala macam tanaman buah-buahan, sang istri membantunya menggembalakan ternak di lokasi yang sama.

Setelah gagasan seperti ini tidak lagi terasa aneh dan tidak terasa muluk-muluk, maka tinggal diimplemantasikan sesuai dengan tiga kata kunci tersebut di atas yaitu secara Terstruktur, Systematis dan Masif (TSM).

Pemerintah dari pusat sampai daerah mengidentifikasi mana-mana daerah yang menjadi sumber TKW utama, kemudian mensosialisaikan opsi ini lengkap dengan segala macam solusi pelatihan, pembekalan, pengadaan lahan yang dibutuhkan, permodalan, pasar dlsb.

Dengan apa-apa yang sudah kami rintis di JonggolFarm, Lambbank dan insyaAllah dalam waktu dekat juga iGrow  maka beberapa pieces dari big puzzle dari solusi TSM yang dibutuhkan untuk masalah TKW  tersebut di atas sudah mulai kami kumpulkan, tinggal melengkapi yang belum ada seperti kerjasama pemerintah daerah, tenaga penyuluh atau pendamping lapangan, pasar, modal dlsb. InsyaAllah.

Jumat, 18 Juli 2014

RAMADHAN

Tanpa  terasa  sudah  memasuki  10 hari  terakhir  bulan  Ramadhan .
Apa  yang  telah  kita  capai  selama  21 hari  yg  telah  lewat  ? 
Sudah  seberapa  jauhkah kita    mendekatkan diri  kepada  sang ilahi  .

Mencoba  meminta  perhatianNYA dengan  membaca  Al - qur'an dan  memahami  maknanya ,
Menambah  sholat  sunnah   rawatib ,  Tarawih , witir ,  Tahajud , dll
Meletakan  tangan  diatas  untuk  memberi  hak orang  lain  yaitu  Fakir , miskin  , anak yatim ..dll
Memberi  sedikit Perhatian  kepada Palestina  tercinta .
Lebih  Peduli  dengan  orang  - orang  yang kita  cintai..dan  sekeliling  kita
Terutama  keluarga  terdekat ...Suami / Istri , Anak , Ayah , Ibu , sodara ,
Peduli  Sosial . kerabat, tetangga , teman ...dll

Sudahkan  semua   tercukupi  ?
Rasanya  masih  jauh  dari  sempurna ..
Masih  ada tersisa 8 hari di  bulanMU  yang  Indah ini...

Apabila  kami  lakukan semuanya ...
Adakah  kami  telah  mendapatkan  perhatianMU  ya Rabb ....?
Mohon  bimbingan  dan  Perlindungan Mu  ...
Kami   hanya  mohon  KASIH dan  SAYANG  MU...ya ALLAH ..


Rabu, 19 Februari 2014

Dinar Dan Emas Di Tahun Politik…

Untuk menjawab keingin tahuan pembaca situs ini tentang trend harga emas dan Dinar di tahun politik 2014 ini, seperti biasa jawaban saya adalah saya juga tidak tahu. Terlalu banyak faktor yang bisa mempengaruhinya sehingga sulit untuk membuat perkiraan yang akurat. Meskipun demikian berdasarkan statistik-statistik yang ada, kita bisa menduganya – dengan catatan bila perilaku sejarah berulang.

Alhamdulillah tanpa terasa kami di Gerai Dinar sudah mencatat secara otomatis perubahan harga emas dan Dinar setiap enam jam sejak enam tahun lalu (2008). Jadi terkumpul data yang lumayan besar untuk kepentingan analisa statistik. Selama periode enam tahun ini tentu juga sudah melalui periode Pemilu Legislatif maupun Pemilu Eksekutif.

Walhasil bila perilaku sejarah berulang, yaitu adanya gejolak politik, kegaduhan dan ketidak pastian sesaat – maka perilaku pasar khususnya nilai tukar Rupiah juga akan demikian. Rupiah melemah pada saat ketidak pastian muncul, kemudian menguat kembali ketika hasil Pemilu sudah final dan hasilnya seperti yang ditunggu pasar.

Trend Harga Dinar 2008-2014
Dalam kaitan harga emas atau Dinar dapat dilihat di grafik pada area yang saya lingkari. Saat-saat proses Pemilu berlangsung, harga emas melonjak kemudian kembali stabil ketika tahapan Pemilu selesai. Pada tahun Pemilu 2009, harga emas secara keseluruhan naik sekitar 14 % sepanjang tahun tersebut.

Apakah pada tahun Pemilu 2014 ini akan berulang ?, Selain Allah tidak ada yang bisa tahu peristiwa sebelum terjadinya. Hanya saja pemilu 2014, khususnya pada masa-masa Pemilu Eksekutif – ketidak pastiannya akan jauh lebih tinggi ketimbang Pemilu Eksekutif 2009. Mengapa ?

Pada tahun 2009, incumbent presiden mencalonkan kembali, dan pasar sepertinya tahu bahwa saat itu calon incumbent memiliki peluang terbaiknya. Pemilu Eksekutif tahun 2014 ini pasar bener-bener blank, setidaknya sampai saat ini kita belum tahu persis siapa-siapa yang akan berpeluang terbaik memasuki ronde final dari Pemilu Eksekutif nanti. Menambah tingkat ketidak pastian ini pula ketika ada candidate yang diharapkan oleh masyarakat, tetapi  pencalonannya dari partai yang bersangkutan masih penuh misteri.

Jadi untuk faktor domestik khususnya yang terkait dengan nilai tukar Rupiah yang secara otomatis berpengaruh pada harga emas, ketidak pastiannya akan cenderung lebih besar ketimbang Pemilu 2009. Artinya kalau toh pola yang sama yang terjadi, maka bisa jadi selama tahapan Pemilu Eksekutif khususnya – harga emas dan Dinar akan cenderung meningkat lebih besar ketimbang 2009 dan baru stabil setelah pemilu memberikan hasil yang diharapkan pasar.

Perkembangan Harga Emas Dunia 2014
Selain faktor Rupiah dalam negeri, tentu saja harga emas atau Dinar di Indonesia  digerakkan utamanya oleh harga emas dunia. Untuk enam pekan pertama di tahun 2014 ini, nampaknya harga emas dunia kembali menemukan jati dirinya. Tidak lagi terombang-ambing oleh berbagai isu tapering yang dilakukan oleh Federal Reserve – Amerika Serikat. Oleh karenanya harga emas dunia sudah naik diatas 10 % sejak 1 Januari 2014 hingga kini. Di Rupiahnya kenaikan ini belum nampak, karena Rupiah yang sedang menguat akhir-akhir ini.

Jadi bagi Anda yang ingin menambah tabungan Dinarnya, bulan-bulan ini kemungkinan adalah waktu terbaiknya sebelum harga emas dalam US Dollar terus menguat dan sebelum ketidak pastian politik di dalam negeri mencapai puncaknya.

Sebaliknya bagi yang ingin menjual, bila karena kebutuhan Anda perlu menjual tabungan emas atau Dinar Anda – maka Anda dapat lakukan kapan saja. Hanya saja bila belum terlalu perlu untuk menjualnya, Anda mungkin akan tertarik untuk melihat dahulu trend beberapa bulan kedepan. Di saat ketidak pastian politik meningkat, Anda lebih butuh proteksi terhadap hasil jerih payah Anda. Dan hingga kini seperti yang tergambar dalam grafik enam tahun tersebut di atas, Dinar atau emas tetap memberikan proteksi nilai dan likwiditas yang paling efektif. InsyaAllah.