Rabu, 30 Juni 2010

United Nation Report : Tinggalkan Dollar...

leh Muhaimin Iqbal
Rabu, 30 June 2010 07:04

Ketika sepuluh bulan lalu saya menulis Tinggalkan Dollar Selagi Sempat...!, banyak yang mengkritik tulisan tersebut sebagai provokatif, tidak realistik, sentimen pribadi, apriori terhadap barat dan lain sebagainya. Nah sekarang terbukti sepuluh bulan kemudian United Nation(PBB) – badan yang paling dihormati pemerintah-pemerintah dunia – seperti menguatkan seruan tersebut dalam laporannya paling gres yang dikeluarkan kemarin, siapa yang tidak realistik sekarang ?.

Seperti dikutip kantor berita Reuters yang kemudian menyebar ke seluruh dunia lewat berbagai media, laporan terbaru PBB yang di released Selasa kemarin menyerukan ditinggalkannya US Dollar sebagai mata uang cadangan utama dunia (main reserve currecy). Alasan utamanya adalah sudah terbukti bahwa US$ tidak dapat menjaga nilainya.

Disebutkan pula di laporan ini bahwa negara-negara berkembang paling dirugikan dengan penurunan nilai terus menerus dari US$ dalam beberapa tahun belakangan ini. “Termotivasi oleh keinginan memproteksi diri (self-insurance) dari gejolak pasar komoditi dan aliran modal, banyak negara berkembang menumpuk US$ sebagai cadangan selama dasawarsa 2000-an” kata laporan tersebut.

Laporan ini juga menyerukan disiapkannya sebuah system pencadangan baru (new reserve system) yang tidak tergantung pada satu atau bahkan beberapa mata uang; hanya saja laporan ini nampak tidak jelas lantas seperti apa pencadangan baru ini nantinya. Mereka hanya menyebutkan “seperti” Special Drawing Rights (SDR-nya IMF).

Sebenarnya umat Islam sungguh beruntung memiliki dua pegangan yang dengan pegangan tersebut umat ini tidak akan pernah tersesat selamanya. Ditengah kebingungan dunia kini, bahkan PBB-pun bingung seperti apa reserve currency yang bisa membawa sabilitas system financial global; kita memiliki uswatun hasanah yang telah menuntun kita seperti apa uang kita seharusnya.

Bila saja kita ikuti apa yang ada di hadits berikut contohnya, maka kita tidak akan tersesat dalam urusan mata uang ini. Dalam Hadis Nabi Riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w bersabda: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (denga syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai”.

Dalam Islam, alat tukar ini adalah benda riil yang memiliki nilai yang sesungguhnya – nilai intrinsik. Bentuknya bisa macam-macam tetapi semua memiliki nilai riil. Bisa dari golongan emas dan perak, bisa pula dari golongan kebutuhan pokok. Jadi bila reserve system kita mengandalkan benda riil yang disebutkan di hadits tersebut diatas atau yang sejenisnya – maka insyaallah kita tidak akan pernah bisa dirugikan oleh jatuhnya mata uang US$ seperti yang diungkapkan oleh laporan PBB tersebut diatas.

Bahkan untuk mengantisipasi paceklik global dalam berbagai bentuknya, bisa karena krisis financial, fenomena alam, maupun karena perang – kita bisa membangun ketahanan ekonomi (yukhsinun) sendiri dengan mencontoh apa yang dilakukan Nabi Yusuf A.S. berikut : ...."Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) secara sungguh-sungguh; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan”. (QS 12:47).

Mari sekarang kita ‘bertanam’ sungguh-sungguh sampai minimal 7 tahun kedepan, maka ketika dunia dilanda ‘paceklik global’ kita tidak hanya bisa menyelamatkan diri – tetapi juga bisa menyantuni rakyat negara lain seperti kisah Nabi Yusuf yang di Al-Qur’an digambarkan sebagai kisah yang paling indah Akhsana Al Qoshoshi.

Semoga Allah mumudahkan jalan-Nya bagi kita untuk beramal yang di ridhloi-Nya. Amin.

Jumat, 25 Juni 2010

Harga Emas Dunia Di Rekor Tertinggi, So What...?

Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 21 June 2010 07:41

Sudah beberapa pekan ini harga emas dunia berada di atas rekor-nya akhir tahun lalu di angka US$ 1,226/Oz; bahkan dalm perdagangan Jum’at lalu sempat diperdagangkan ditas US$ 1,260/Oz. Sampai pagi ini-pun ketika pasar Sidney mulai buka harga emas masih berada di sekitar angka rekor tertinggi tersebut.

Tidak ada yang mengejutkan dengan pencapaian rekor ini karena beberapa jam sebelum pasar London dibuka dan kemudian juga pasar New York Jum'at lalu, di situs ini juga sudah kita sajikan prediksi para pakar per-emasan dunia yang memang keseluruhannya memprediksi naik. Perbedannya hanya pada sampai berapa kenaikan ini terjadi, kapan terjadinya dan apa alasannya.

Ada hal yang tersirat dari pendapat para pakar tersebut tentang kenaikan harga emas yang mereka prediksi. Di masa-masa yang lalu ketika emas tinggi, biasanya dibarengi dengan US$ yang lemah. Contohnya lihat di grafik pada area yang saya beri shadow merah, lihat misalnya pada saat rekor tertinggi Maret 2008 ketika harga emas mencapai angka US$ 968/Oz – saat itu US$ Index mencapai angka terendahnya dibawah 72.

Gold vs US$ Index

Gold vs US$ Index

Sebaliknya lihat di area yang saya beri shadow kuning, harga emas tertinggi kali ini tidak terjadi pada saat US$ Index berada di angka terendah. US$ Index malah sebenarnya pada angka yang cukup tinggi yaitu diatas angka 85. Apa maknanya ini sebenarnya ?.

Walaupun US$ lagi masih perkasa dibandingkan dengan berbagai mata uang lainnya di dunia, dibandingkan emas daya belinya mencapai titik terendah. Artinya keperkasaan mata uang kertas ini ( tidak hanya US$ tetapi juga seluruh mata uang kertas lainnya) adalah semu. Itulah sebabnya mengapa para ahli emas yang saya kutip pendapatnya tersebut, tidak ada satupun yang menggunakan faktor penguatan US$ akan mampu mengerem laju kenaikan harga emas dunia.

Bagaimana dengan Rupiah ?, sampai saat ini Rupiah masih jauh lebih perkasa ketimbang US$ sekalipun. Bila harga emas dalam US$ per pagi ini (21/06) mengalami kenaikan sampai 34.8 % selama setahun terakhir, harga emas dalam Rupiah hanya mengalami kenaikan sebesar 16.81 % !. Karena keperkasaannya inilah maka harga emas dalam Rupiah belum memcahkan rekor tertingginya Februari tahun lalu diatas Rp 374,000/gram.

Mampukan Rupiah akan terus bertahan sebegitu perkasanya mengalahkan US$ ?; inilah masalahnya yang perlu diantisipasi. Pejabat Gubernur Bank Indonesia sendiri telah mengungkapkan kemungkinan melemahnya Rupiah tahun depan yang tinggal kurang lebih enam bulan lagi.

Jadi mungkin kita tidak bisa berlama-lama menikmati keperkasaan Rupiah ini. Selagi dia perkasa – ini adalah waktu yang baik untuk meng-konversi-kan uang Anda menjadi asset yang lebih tahan terhadap penurunan daya beli mata uang, seperti investasi sektor riil, menukarnya menjadi Dinar dlsb. Wa Allahu A’lam.

Prediksi Harga Emas Oleh Para Ahli-nya...

Oleh Muhaimin Iqbal
Kamis, 17 June 2010 09:14

Bagi yang mengira bahwa harga emas dunia dikisaran US$ 1,230/oz atau di Indonesia pada kisaran Rp 367,000/gr hari-hari ini sudah ketinggian sehingga berniat menjual emas/Dinarnya atau menunda investasinya, tulisan saya kali ini barangkali bermanfaat untuk melengkapi pertimbangan Anda. Kali ini bukan pendapat saya yang dominan, tetapi saya ambilkan dari 10 ahli per-emas-an dunia yang sangat kompeten dibidangnya.

Saya sarikan prediksi harga emas oleh para ahli ini, masing-masing lengkap dengan alasannya sebagai berikut :

1. Peter Schiff (President & Chief Global Strategist dari Euro Pacific Capital)

Peter Schiff ini memprediksi harga emas akan mencapai US$ 5,000/oz – US$ 10,000/oz dalam 5 sampai 10 tahun mendatang , dengan alasan bahwa masyarakat dunia akan semakin takut dengan penurunan nilai (debasement) mata uang kertasnya menyusul serangkaian krisis ekonomi, real estate, mortgage meltdown, credit crunch, subprime debacle dan entah apa lagi nama krisis-krisis berikutnya.

2. David Rosenberg (Mantan Merril Lynch Economist, Sekarang Chief Economist & Strategist di Gluskin Scheff)

David memberikan estimasi yang menurutnya sendiri masih konservatif di angka US$ 3,000/oz dalam waktu dekat. Alasannya adalah : bila didasarkan pada rasio harga emas dan GDP tiga decade kebelakang, harga emas seharusnya berada pada US$ 5,300/oz. Bila disetarakan dengan CPI (Consumers Price Index) , maka harga emas seharusnya sudah berada pada kisaran US$ 2,300/oz. Bila rasio yang digunakan adalah rasio harga emas dengan jumlah uang M1, maka harga emas harusnya sudah berada pada angka US$ 3,100/oz.

3. Alf Field ( Tekenal di dunia sebagai World’s Best Gold Analyst)

Alf memprediksi harga emas akan berada pada rentang US 5,000/Oz – US$ 10,000/Oz. Alasannya adalah bila mengikuti trend tahun 70-an ke 80-an dimana harga emas melonjak 24.3 x dalam 1 dekade, kenaikan emas decade ini akan mencapai US$ 6,221/Oz yang merupakan perkalian harga terendah decade ini US$ 256 x 24.3. Penyebab fundamental-nya adalah krisis sekarang yang dia sebutnya sebagai systemic meltdown, dan pemerintah dunia membanjiri ekonomi dengan uang kertas untuk mengatasi krisis-krisis tersebut yang justru berdampak pada hilangnya nilai uang kertas.

4. Forextraders.Com

Situs foreign exchange ini memprediksi harga emas akan berada pada kisaran US$ 3,000/oz – US$ 4,000/oz dalam lima tahun mendatang. Alasannya orang semakin kawatir dengan kestabilan kuangan publik di AS, kekurang seriusan pemerintah menangani problem social security, kredibilitas dollar yang terus terpuruk dan kelemahan fundamental ekonomi dunia.

5. Harry Schultz (dari Newsletter berbayar : International Harry Schultz Letter)

Harry memprediksi harga emas akan mencapai US$ 6,000/Oz tanpa memberi target waktu yang pasti. Alasannya adalah harga emas akan melonjak sangat tinggi bila terjadi hyperinflasi, sedangkan hyperinflasi adalah fenomena moneter yang bisa terjadi secara dadakan, kapan saja – berbeda dengan fenomena ekonomi pada umumnya yang terjadinya secara gradual.

6. Egon von Greyerz ( Managing Derector dari Matterhorn Asset Management – Swiss)

Menurut Egon emas akan mencapai kisaran US$ 5,000/oz – US$ 10,000/oz dalam beberapa tahun mendatang. Alasannya : pertama bila real inflation seperti yang disajikan oleh Shadowstats.com digunakan untuk mengukur harga emas yang wajar, maka harga emas akan berkisar 6 kali dari harga sekarang. Kedua, realitas bahwa supply emas yang tidak akan pernah cukup untuk memenuhi demand terhadap emas yang tumbuh lebih cepat.

7. Peter Cooper ( Penulis buku “Dubai Sabbatical : The Road to US$ 5,000 Gold)

Peter memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 5,000/oz dalam waktu yang tidak terlalu lama. Alasannya adalah saat ini pemerintah –pemerintah di dunia memaksakan rezim suku bunga yang rendah untuk mengatasi krisis; pada saat suku bunga rendah – obligasi pemerintah menjadi menarik. Namun situasi ini tidak akan bertahan lama, obligasi akan segera jatuh dan orang perlu pelarian uangnya ketempat yang aman – tempat aman apalagi yang lebih aman dari obligasi pemerintah kalau bukan emas ?. Sedangkan supply emas selalu terbatas, maka bila ada lonjakan demand – yang pasti terjadi adalah lonjakan harga.

8. Rob McEwen (Chief Executive Officer – CEO dari US Gold Corp Inc.)

Rob berpendapat bahwa harga emas akan mencapai US$ 5,000/oz dalam rentang waktu antara 2012 – 2014. Alasannya : hutang pemerintah yang terus tumbuh dan akan mencapai skala yang dia sebut sebagai horrific scale. Dari masalah hutang yang pelik tersebut , menurut Rob akhir tahun ini saja harga emas sudah bisa mencapai US$ 2,000/oz.

9. Peter Krauth (Expert kenamaan dibidang Metals and Mining Stocks).

Peter memprediksi emas akan mencapai US$ 5,000/oz dalam beberapa tahun mendatang. Alasannya adalah : potensi inflasi yang semakin besar, lonjakan demand, Central Banks tidak lagi menjadi net sellers tetapi malah menjadi net buyers, dan krisis yang terus bermunculan seperti yang terjadi di PIIGS.

10. Arnold Bock ( Komentator pada situs emas paling terkenal di dunia Kitco.com)

Menurut Arnold harga emas akan naik secara parabolic sampai mencapai US$ 10,000 pada tahun 1912. Dia memiliki enam alasan untuk prediksinya ini yaitu : a) kegagalan pemerintah-pemerintah membayar hutang; b) bangkrutnya raksasa-raksasa financial dunia; c) Inflasi dan devaluasi mata uang-mata uang dunia; d) manipulasi harga emas sehingga masih ‘ rendah’ sekarang ; e) keterbatasan supply emas dibandingkan dengan peningkatan demand-nya; f) kebutuhan untuk melabuhkan dana-dana di tempat yang aman atau safe haven.

Lantas bagaimana menurut pendapat saya sendiri ?, sekali lagi saya tidak ahli dan tidak menguasai ilmu masa depan itu – hanya Allah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi. Hanya saja seandainya mengikuti statistik 10 tahun terakhir di Indonesia, dimana harga emas awal 2000 adalah Rp 66,000 /gram dan sekarang di kisaran Rp 367,000 /gram atau naik menjadi 5.56 kalinya dalam 10 tahun; maka saya tidak akan kaget bila dalam sepuluh tahun mendatang harga emas di Indonesia bisa mencapai Rp 2,000,000/gram atau Dinar mencapai diatas Rp 8.5 per Dinar. Wa Allahu A’lam.

Senin, 07 Juni 2010

Harga Emas : Mengapa Terjadi Anomali Musim… ?

Oleh Muhaimin Iqbal
Selasa, 08 June 2010 05:53

Ketika melihat harga emas dunia yang mencapai US$ 1,240/Oz pagi ini saya sendiri terkejut, mengapa ?. Karena dalam pola naik turunnya emas tahunan berdasarkan data lima tahun sebelumnya, harusnya bulan Juni dan bulan Juli adalah bulan dimana harga emas mencapai titik terendah – bersamaan dengan awal musim panas di belahan bumi utara.

Kemudian saya lihat lebih detil di analisanya Kitco, dari mana kenaikan yang mencapai lebih dari + US$ 20/Oz semalam ?. Ternyata mayoritasnya didorong oleh permintaan yang tiba-tiba melonjak. Kalau saja US$ tidak menguat semalam, maka dorongan permintaan ini bahkan mampu mengangkat kenaikan harga emas sampai diatas + US$ 23/Oz.

Masih penasaran, saya ingin lihat lebih jauh lagi setahun terakhir apa benar permintaan ini melonjak. Ternyata benar sekali, analisa grafis dari Kitco dibawah menguatkan hal ini. Bila saja US$ tidak menguat dengan perkasanya sepanjang setahun terakhir bersamaan dengan melemahnya mata uang lainnya seperti Euro, maka harga emas saat ini seharusnya sudah sekitar +US$ 100/Oz lebih tinggi dari harga sekarang – atau berada di kisaran US$ 1,340/Oz (lihat pada garis biru).

Kitco Gold Index

kitco Gold Index

Itu adalah faktanya; nah sekarang yang perlu kita dalami adalah mengapa sampai ada trend yang meningkat demikian tajam dalam arus pembelian emas dunia ?. Hampir seluruh analisa yang saya baca sependapat bahwa peningkatan permintaan adalah karena investor dunia membutuhkan tempat berlabuh yang aman (safe haven) bagi dana investasinya – di tengah berbagai krisis yang melanda dunia dengan tidak henti-hentinya dalam 24 bulan terakhir.

Lantas apakah trend – perasaan tidak nyaman dengan system keuangan dunia saat ini – akan terus berlanjut atau cenderung berkurang ?. Sangat tergantung bagaimana pemerintah - pemerintah dunia mengatasi problemnya masing-masing, terutama terhadap problem hutang dan defisit anggarannya.

Bila kondisi ini kita kaitkan dengan laporan dari The Bank of International Settlements (BIS) yang saya sajikan dalam tulisan saya 03/05/2010 lalu, maka nampak jelas dari analisa mereka-pun bahwa problem hutang tersebut akan meningkat dengan tajam pada tahun-tahun mendatang – dan tidak ada trend yang menurun. Untuk kita yang di Indonesia, Bank Central (BI) kita bahkan juga mengindikasikan bahwa ada kecenderungan menurunnya daya beli Rupiah tahun depan.

Dengan fakta-fakta tersebut diatas, nampaknya anomaly tingginya harga emas di musim yang seharusnya rendah ini – berkemungkinan untuk berlangsung dalam jangka panjang. Atau dengan kata lain, tingginya harga emas sekarang yang mencapai US$ 1,240/Oz – bisa jadi ini the new low !. Bila the new low –nya saja mencapai US$ 1,240/Oz, maka bisa dibayangkan berapa the new high-nya dalam beberapa bulan kedepan ?. Wa Allahu A’lam ; Hanya Allah Yang Maha Tahu.

Minggu, 06 Juni 2010

Aurum Et Argentum Comparenda Sunt…

Oleh Muhaimin Iqbal
Sabtu, 05 June 2010 16:34

Judul tulisan ini saya ambilkan dari pepatah latin yang terjemahan bebasnya kurang lebih berarti “Emas dan Perak Adalah Untuk Untuk Dibeli…”. Pepatah ini sebenarnya tidak hanya berlaku pada emas dan perak; dalam ilmu pemasaran, produk-produk yang baik akan selalu dicari dan ‘dibeli’ orang. Sebaliknya produk yang buruk akan dengan susah payah harus ‘dijual’ oleh si penjual sebelum akhirnya ‘dibeli’ orang .

Emas sebagai salah satu produk yang baik, dalam sejarah peradaban manusia menempati tempat tersendiri baik sebagai simpanan barang berharga, sebagai uang, sebagai alat investasi, sebagai instrumen untuk membangun ketahanan ekonomi dan berbagai fungsi lainnya. Di jaman ini ketika rezim uang dunia di dominasi oleh uang fiat yang rentan inflasi dan rentan isu ; dan investasi dunia-pun didominasi oleh instrumen investasi yang berbasis spekulasi – maka emas tetap memiliki tempat tersendiri yaitu sebagai tempat bersandar yang aman (safe haven) – yang setiap saat selalu dibutuhkan, terutama ketika uang dan investasi yang lain menjadi terlalu berisiko.

Masalahnya adalah kalau kebutuhan terhadap emas terus tumbuh – karena emas terus dicari orang untuk dibeli, lantas dari mana supply emas tersebut akan dipenuhi ?. Inilah masalah dan sekaligus peluangnya.

Masalah karena pertumbuhan emas yang ada di permukaan bumi hanya berkisar antara 2,000 ton – 2,500 ton per tahun, jumlah yang jelas tidak cukup bila dunia usaha rame-rame beralih ke emas sebagai safe haven-nya. Apalagi bila negeri-negeri yang persentase cadangan emasnya masih sangat rendah seperti China dan Jepang mengoreksi (menambah) cadangan emasnya.

Gold Reserve

Gold Reserve

Selain dari hasil penambangan baru dan daur ulang emas scrap, kebutuhan emas sebagai instrumen investasi ini selama beberapa decade terakhir di supply oleh penjualan cadangan emas Negara. Namun supply dari sumber yang satu ini juga tidak akan bertahan lama – lihat pada grafik diatas untuk buktinya. Amerika sudah tidak menjual lagi emasnya lebih dari seperempat abad terakhir (terlhat dari cadangannya yang tetap), Indonesia yang punya sedikit (hanya sekitar 96 ton sampai 2006) – penjualan terakhirnya (maksud saya mudah-mudahan tidak menjual lagi) 23 ton terjadi 4 tahun lalu (cadangan emas kita di BI kini tinggal sekitar 73.1 ton); hanya Eropa nampaknya yang masih melakukan penjualan sampai sekarang meskipun jumlah yang bisa dijual akan semakin sedikit dari waktu ke waktu.

Lantas darimana lagi emas kebutuhan investasi akan di supply ?, inilah peluang pertamanya – yaitu karena supply akan semakin tidak sebanding dengan demand – maka kecil kemungkinan harga emas akan turun di pasar dunia di tahun-tahun mendatang, sebaliknya harga emas akan secara fundamental cenderung naik karena keterbatasan supply.

Lantas apa yang akan terjadi setelah itu ? orang tetap butuh emas – tetapi supply emasnya tidak ada atau tidak cukup ? . Ada dua kemungkinannya, pertama dengan hard-way orang akan berburu emas melalui cara- cara perang, penyitaan emas rakyat oleh Negara (seperti terjadi di Amerika tahun 1930-an) dan cara- cara primitif lainnya untuk sekedar menguasai emas.

Atau dengan cara yang elegance yaitu umat manusia akan dapat mencukupi kebutuhan emasnya melalui guidance atau petunjukNya. Jumlah yang sedikit akan selalu cukup bila emas itu beredar/berputar; jumlah berapapun tidak akan pernah cukup bila emas disimpan /ditimbun. Jadi ketersediaan emas yang cukup untuk ‘dibeli’ oleh manusia yang membutuhkannya, akan terjamin bila :

1) Emas tidak ditimbun

2) Emas tidak digunakan untuk perhiasan laki-laki

3) Emas tidak dipakai untuk bermewah-mewah membuat tempat makan, minum dlsb.

4) Emas tidak dipakai untuk bangunan

5) Dlsb. dlsb.

Dimana aturan-aturan tersebut ada ?...hanya syariah Islam yang memiliki aturan sedetil ini….

Jadi, bahkan untuk menjamin kelangsungan pepatah latin kuno yang artinya “Emas dan Perak Untuk Dibeli…” tersebut diatas – diperlukan syariah untuk mengawalnya. Disinilah rahmatan lil-alaminnya agama akhir jaman ini. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan…?. Wa Allahu A’lam.

Be Ready : Rupiah Melemah di 2011...

Oleh Muhaimin Iqbal
Kamis, 03 June 2010 08:03

Dalam rapat kerjanya dengan DPR kemarin (02/06/2010), pejabat sementara Gubernur Bank Indonesia menyampaikan bahwa ada kecenderungan Rupiah melemah di tahun depan. Diprediksi oleh BI, Rupiah akan berada di kisaran Rp 9.200 – Rp 9.600 per US$. Apa artinya ini pada asset dan hasil kerja kita semua ?.

Kalau asset kita dan penghasilan kita hanya tumbuh di kisaran 5 % per tahun, maka ini berarti melemahnya Rupiah tahun depan akan menghabiskan hampir keseluruhan pertumbuhan asset atau penghasilan kita.

Jadi dalam hal asset kita harus mengelolanya sedemikian rupa sehingga harus tumbuh diatas angka pelemahan Rupiah yang akan berkisar pada angka 5% tersebut diatas. Demikian pula dalam hal penghasilan, kita harus bekerja keras sehingga penghasilan kita bisa tumbuh diatas angka tersebut untuk sekedar mampu mempertahankan kesejahteraan yang ada.

Selain investasi sektor riil yang selalu kita dorong di situs ini, emas atau Dinar masih tetap akan menjadi proteksi unggulan untuk mempertahankan nilai asset tersebut diatas. Berdasarkan statistik pertumbuhan harga emas 10 tahun terakhir yang saya sajikan ulang dari tulisan saya kemarin, perhatikan garis titik-titik yang di generated dari rata-rata pertumbuhan bulanan selama 10 tahun terakhir pada grafik dibawah.

Gold 2010 Prediction

Gold 2010 Prediction

Bila pertumbuhan harga emas mengikuti konsistensi statistik, maka akhir tahun ini harga emas dalam US$ insyaAllah sudah akan menembus angka US$ 1,300. Bila hal yang terburuk sekalipun dari prediksi BI tersebut yang terjadi, yaitu Rupiah berada pada angka Rp 9,600/US$ - maka harga Dinar sudah akan berada di atas Rp 1.7 juta/Dinar. Artinya ketika Rupiah melemah di sekitar angka 5 %, emas atau Dinar menguat sampai sekitar 9.7 % - lebih dari cukup untuk meng - offset pelemahan Rupiah.

Bagimana kalau yang terjadi sebaliknya yaitu Rupiah ternyata seperkasa sekarang atau tidak mengalami pelemahan ?; dengan asumsi Rupiah pada angka sekarang, sekali lagi bila kinerja harga emas dunia mengikuti trend sepuluh tahun terakhir – maka harga emas/Dinar dalam Rupiah insyaAllah masih akan tumbuh sekitar 6 % dari posisinya sekarang.

Prediksi BI bisa juga keliru, demikian pula prediksi saya. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu, Wa Allahu A’lam.

Selasa, 01 Juni 2010

Kinerja Emas/Dinar Dalam Dasawarsa Terakhir...

Oleh Muhaimin Iqbal
Rabu, 02 June 2010 07:55

Bagi kita yang tumbuh di zaman ini, kalau mendengar istilah investasi – maka yang terbayang adalah saham, reksadana, deposito, asuransi, sukuk dlsb. Orang tua kita dahulu kebanyakan tidak mengenal istilah investasi, tetapi mereka mengenal tabungan. Tabungan yang mereka kenal juga agak berbeda dengan kita sekarang. Mereka lebih familiar dengan sawah, ternak, kebun dan yang juga secara luas dikenal adalah emas.

Bagi Anda yang mengikuti pola investasi atau tabungan dari orang tua Anda lebih awal – pasti Anda sekarang dapat menikmati manfaatnya. Ternyata pola investasi atau tabungan mereka khususnya pada emas – sangat menjanjikan hasilnya hingga kini.

Di situs ini tersaji secara real time kinerja emas dalam satu dasawarsa (10 tahun), yang per pagi ini menunjukkan angka pertumbuhan sekitar 421 %. Artinya uang yang Anda tanamkan di emas sepuluh tahun lalu, kini nilainya telah menjadi lebih dari 5.21 kali-nya.

Secara lebih detil kenaikan harga emas atau Dinar ini dapat Anda lihat pada grafik dibawah. Nampak jelas dari grafik tersebut bahwa tahun demi tahun, harga emas terus meningkat. Pada umumnya terendah tahun ini, masih lebih tinggi dari terendah tahun sebelumnya – begitu seterusnya sehingga grafik untuk masing-masing tahun akan terus bergerak keatas.

Invisible Increase

Invisible Increase on Gold Price

Grafik tersebut dapat menjawab pertanyaan yang paling banyak disampaikan ke kami, yaitu kapan waktu terbaik membeli emas/Dinar ?. Jawabannya jelas, bila emas/Dinar digunakan untuk tabungan jangka panjang seperti persiapan biaya sekolah anak, persiapan pergi haji, persiapan beli rumah, dana pensiun dlsb.; maka membeli kapan-pun tidak masalah – tetapi lebih cepat lebih baik.

Apakah gerakan keatas 10 tahun terakhir akan berulang pada 10 tahun mendatang ?, secara statistik paling tidak saya tidak melihat arah sebaliknya akan terjadi. Seluruh faktor fundamental ekonomi dunia, cenderung mendorong dunia kearah inflasi – jadi dorongan keatas ini kemungkinan besar akan terus berlanjut. Wa Allahu A’lam.